Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/371

Halaman ini tervalidasi

373

Clotilde moelai mesam. Lantaran itoe ia djadi loepa ia poenja tjape. Achirnja marika sampe di tempat, di mana ada menjala itoe api.

Itoe api kloear dari satoe djendela.

Frits pergi ka sitoe.

Djoestroe pada itoe koetika saorang prempoean kloear dari itoe roemah. Ia pegang satoe ember dan hendak pergi ambil aer dari satoe soemoer deket sitoe. Tatkala liat itoe doea orang asing, ia lantas brenti bertindak.

„He, prempoean jang baek,“ kata Scherer, „apa kaoe soeka kasi kita makan boeat ini malem? Kita aken bajar harganja dengen contant. Kita boekan bangsat bangsat. Djangan takoet, kita pergi ka Philadelphia dan telah kesasar lantaran gelap.“

„Ka Philadelphia ?“ kata itoe prempoean. „Kaloe begitoe kaoe moesti djalan lagi satoe hari.“

„Tida mengapa,“ djawab Scherer. „Tapi sekarang kita sanget tjape.“

„Apa itoe kaoe poenja bini ?“ tanja itoe prempoean.

„Tida, akoe masih belon dirante,“ djawab Frits dengen ketawa, „tapi akoe kenal sanak koelawarganja temenkoe ini dan akoe soeda berdjandji pada marika aken anterken ia ini sampe di tempat toedjoeannja.“

Itoe prempoean mengawasi pada Clotilde jang moekanja sanget poetjet.

Ia poenja moeka jang koeroes, ia poenja pakean jang penoeh sama deboe, ini semoea menerbitken rasa kesian.

„Mari,“ kata itoe prempoean„,pergi masoek. Lakikoe tida ada di roemah. la pergi ka kota bawa hewan. Lagi bebrapa hari baroe ia bisa poelang. Betoel ia ada larang kasi masoek orang orang asing selama ia