Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/382

Halaman ini tervalidasi

384

„Tjoba toean graaf sekarang bisa liat poetrinja, bagimana bangga tentoenja dia!“

„Tida soeatoe apa bisa menjoetji apa jang soeda terdjadi doeloe“, kata Clotilde dengen sedih

„Tapi hari soeda moelai malem,“ katanja lagi. „Lagi satoe djam kita aken moelai kasi pertoendjoekan. Sekarang soeda sampe temponja aken pergi dari sini.“

„Kaoe tida aken loepaken itoe karang boenga dan gelang, boekan?“

„la, akoe berdjandi aken tida loepa itoe“.

Frits pergi dari itoe kamar. Sedikit waktoe kemoedian dalem itoe kamar menjala lampoe.

Apa jang dipikir oleh Clotilde ?

Jalah diroemahnja Lincoln jang ia tjoba ia poenja soeara. Disana Bernard telah kasi ia ini pikiran. Ia poenja pertoendjoekan pertama di depan publiek ada satoe kamenangan jang soenggoeh soenggoeh.

Itoe kamenangan berdjalan teroes. Peroentoengannja ada bagoes.

Dengen tjepat ia pake pakean dari soetra merah moeda dan itoe gelang dari Sullivan.

Ia tekan satoe pentil.

Boedjang dateng.

„Kreta soeda menoenggoe, nona !“ kata itoe boedjang.

Satoe boedjang laen dateng, bawa itoe karang boenga dan toeroet Clotilde sampe dibawa tangga.

Pintoe kreta diboeka.

Clotilde naek. Dengen hati hati boedjang taro itoe karang boenga di satoe podjokan dari itoe kreta dan kemoedian toetoep pintoenja. Itoe kreta laloe djalan meneroes djalanan djalanan jang terang. Achirnja orang sampe ditempat menjanji.

Clotilde masoek djalan satoe pintoe, jang sengadja