Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

47

„Goud, marilah kita bersenang senang. Idoeplah katjintaan. Tjilaka dalem pendjoedian, tapi beroentoeng dalem katjintaan. Djangan begitoe sedih, Goud."

Alfred paksa aken mesam sedikit. la ambil satoe glas champagne, jang disoegoehken oleh djongos dan minoem itoe atas kasehatannja semoea orang jang hadlir. Ia toeroet omong memaen dan roepanja tida perdoeliken pada ia poenja kakalahan besar. Tapi dalem hati ia poetoes harepan lantaran kalahnja jang begitoe besar.

la soeda bikin kalah semoea harta jang istrinja telah kasi padanja sebagi mas kawin. Dan pada ini katjilakaan ditambah lagi laen godaan, jaitoe rasa takoet.

Sasoeda berselang bebrapa miniet, dalem waktoe mana ia minoem lagi bebrapa glas champagne, ia berlaloe dari itoe club. Laen laen pendjoedi teroesken marika poenja perdjoedian.

„la kliatannja sanget bingoeng," kata salah satoe antara marika.„la poenja mesam tjoema bikinan sadja."

„Tida. Kenapa ia bisa djadi bingoeng? Apa artinja seratoes riboe dollar boeat Goud? la poenja papa mertoea masih ada," kata saorang laen.

„Kaoe kliroe, toean Stuart, akoe kenal itoe toean Smith toea. Ia tida kasi lagi."

„la toch ada poenja harta sampe banjak."

Smith ada saorang aneh. la soeda bajar, tatkala ia nikahken anaknja. Aken tetapi ia terlaloe sajang sama oewangnja aken bisa berpisah sama itoe oewang dan kasi lagi sedikit pada mantoenja..."

Samentara itoe Alfred djalan di djalanan djalanan seperti saorang jang di waktoe tidoer djalan djalan.