Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/46

Halaman ini tervalidasi

48

Roepanja ia djalan tida bedanja seperti laen orang, tapi soemangatnja tida ada lagi dalem badannja. Ia sampe di satoe tempat sepih, di mana ia brenti.

la liat satoe bangkoe di bawah bebrapa poehoen kajoe. la hampirken itoe bangkoe dan djatohken dirinja di sitoe sambil mengeloeh.

Dengen kapala ditoendjang sama kadoea tangannja, ia moelai memikir tentang keadaannja.

Apa moesti djadi dari dirinja? Baek dari fihak mana djoega ia memandang, ia tida liat laen dari djoerang di depannja.

Dalem roemahnja saban hari ia aken moesti merasa takoet, sebab Clotilde bisa oendjoeken pada Marie ia poenja soerat soerat dan anak dan boeka rasianja, tjeritaken, bahoea ia tida lebih dari badjingan, penipoe dan pendjahat.

Pikiran, bahoea ia aken bisa dikasi masoek dalem pendjara, di mana ia aken menanggoeng sengsara dan dapet perlakoean djelek, bikin boeloe badannja Goud djadi bangoen.

Boekan sadja ini harepan jang hebat, jang senantiasa berbajang di depan matanja, tapi sekarang ia sasoenggoehnja soeda djadi bankroet. Beroelang oelang ia kata, ia soeda kalah semoea, ia poenja kakajaan, kahormatan, orang poenja kapertjajaan kasi oetang padanja, pendeknja semoea ia soeda bikin kalah di medja djoedi.

Tindakan orang mendatengin kadengeran di koepingnja.

Dengen mendadak Alfred bangoen dari bangkoenja.

Apakah jang mendatengin itoe ada orang orang politie, jang jari padanja?

la lari dari sitoe; ia pergi mengoembara lebih djaoe