Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/78

Halaman ini tervalidasi

80

njonja Goud, tegasnja sekarang djangan," djawab Clotilde, maskipoen ia sendiri toeroet merasa itoe rasa djidji dan romannja itoe pemboenoeh seperti berbajang di depan matanja.

,,Inget sadja, bahoea ajahmoe begitoe tjinta pada kaoe dan bahoea ia, dengen memandang dari langit pada kaoe, tida doaken laen dari slamat bagi kaoe. Apakah kematian ada begitoe hebat, njonja Goud? Kadang kadang kematian itoe mendjadi pertoeloengan. Ia kasi kasantosaan pada kita."

,,Ja, Clotilde, ja," Marie menggrendeng sembari pegang tangannja Clotilde Sabentar lagi matanja itoe njonja ketoetoep dan ia djadi poeles.

Clotilde taro tangannja itoe njonja, jang ia masi pegang, atas divan dan bangoen dari tempatnja doedoek.

Ia selaloe digoda oleh pikiran pada anaknja, jaitoe satoe satoenja milik jang ia masih ada poenja dalem ini doenia.

Ia hendak pergi pada anaknja.

Temponja Marie tidoer dan tida perloe sama ia poenja pertoeloengan, ia hendak goenaken boeat pergi pada ia poenja Emma.

Lagi sekali ia mengawasi pada njonja Goud, kemoedian dengen pelahan ia boeka pintoe kamar.

Di gang tida ada satoe orang.

Dengen hati hati ia toetoep poela itoe pintoe dan pergi ka kamarnja sendiri, jang pernahnja di sebrang itoe gang.

Clotilde mendjerit tatkala ia masoek dalem itoe kamar.

Dalem itoe kamar jang separo gelap ia liat satoe bajangan item mendatengin padanja.

Satoe tangan jang dingin dan basah lantas pegang