Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/83

Halaman ini tervalidasi

85

djoeroemoedi, jang pada moesin dingin doetoe telah kalelap ?"

„Ikoet sadja. Kita nanti liat," djawab Henri dengen pelahan.

„Apa kaoe taoe roemahnja djanda Van den Broek ?"

Henri manggoetken kapalanja dan naek di tangga.

Jim toeroet, sasoeda ia iket praoenja.

Henri pergi ka satoe roemah ketjil, jang bebrapa djendelanja di bagian bawah ada sedikit terang: „Ini roemah adalah roemahnja djanda Van den Broek."

„Apa itoe djanda ada di roemah ?" kata Jim. „Dalem kamar ada lampoe."

„Kita nanti liat."

Orang bisa liat njata segala apa dalem itoe roemah.

Di pinggir satoe medja, atas mana ada terletak satoe kitab Indjil jang terboeka, ada doedoek satoe prempoean toea, jang oemoernja kira kira 50 taon. Ia iboek membikin kaoes. Sambil bekerdja ia membatja itoe kitab, jang terletak di depannja.

Di bagian paling blakang dari itoe kamar ada berdiri satoe tempat tidoer besar dan di seblahnja ada tempat tidoer anak anak, di mana Emma, anaknja Clotilde, tidoer.

Itoe prempoean toea telah djadi sajang pada Emma. Clotilde tida bisa dapet orang jang lebih baek dari itoe djanda boeat ia pertjajaken anaknja.

Mendadak pintoe roemah diketok.

Nona Van den Broek djadi goemetar. Ia boeka katja matanja dan berdiri.

„Siapa di sitoe ?" ia menanja

„Boeka, mama Van den Broek," djawabnja dari loear. „Akoe tjoema maoe bilang, bahoea kira kira seratoes tindak dari sini ada satoempoek besar areng