Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/86

Halaman ini tervalidasi

88

Orang jang panggil itoe tentoelah itoe njonja jang pake pakean item jang telah pertjajaken itoe anak padanja. Nona Van den Broek kenalin soearanja.

„Nona Van den Broek! Apa kaoe tida denger? Boeka!" kadengeran itoe soeara memanggil.„Kasianlah sama akoe... Akoe soeda tiga kali ketok pintoe!"

Sekarang itoe djanda toea sedar betoel.

Dengen tjepet ia pergi boeka pintoe.

Di sitoe ada berdiri Clotilde dengen napas tersengal sengal lantaran djalan tjepat.

„Anakkoe? Akoe poenja Emma? Di mana dia ?" Inilah perkataan perkataan jang pertama kloear dari moeloetnja.

„Kaoe poenja anak? Tidoer! djawab itoe djanda.

„Soekoerlah!" kata itoe iboe dan dengen soeara separo keras ia kata lagi:„djadi tida betoel apa jang ia . . ."

„Siapa toch? Apa kaoe maksoedken ?" tanja nona Van den Broek.

Dengen tida mendjawab lagi Clotilde masoek dalem kamar dengen diikoet oleh itoe prempoean toea.

Sabentar lagi kadengeran djeritan keras.

„Di mana anakkoe ?" tanja Clotilde dergen soeara amat sedih sembari menoendjoek katempat tidoer.

„Kaoe telah bitjara djoesta! Kaoe ada satoe prempoean boesoek! Di mana kaoe tinggal anakkoe?"

Itoe prempoean toea tida bisa pertjaja matanja.

„O, Allah," katanja, demi Allah, di mana adanja...”

„Siapa ada dateng di sini ?" tanja Clotilde dengen moerka. „Dia? Djadi dia bitjara sabenarnja ?"

Clotilde djadi sempojongan dan berpegang pada tempat tidoer. la tida bisa lagi berdiri tegak.

„Itoe anak? Di mana adanja itoe anak" ... itoe