Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/88

Halaman ini tervalidasi

90

„Kapan kedjadian itoe perkara ?" ia menanja.

„Akoe tida taoe betoel kapan. Kemoedian akoe telah ketidoeran."

Itoe tentoe pakerdjaannja Alfred. Clotilde pertjaja begitoe, maskipoen nona Van den Broek tida bisa kasi katerangan tjoekoep.

Alfred telah antjem padanja tida dengen pertjoema...

Ini kali ia telah bitjara sabenarnja.

la telah tjoeri Clotilde poenja kakajaan jang pengabisan. Sasaat lamanja Clotilde tida bisa berkata kata lantaran hatinja sanget terharoe.

Achirnja ia menanja: „Apa kaoe tida kenal itoe koeli ?"

„Tida, ia bilang, ia kenal lakikoe jang soeda mati. Akoe tida tjoeriga apa apa. Akoe pertjaja sadja."

„Apa kaoe tida taoe di mana akoe bisa dapetken itoe orang?"

„Kenalin poen akoe tida bisa; sebab moekanja semoea item, betapa lagi oendjoeken tempatnja."

"Ja, ja, itoe ada ia poenja pakerdjaan! Semoea soeda ilang!" Clotilde menggrendeng.

Mendadak ia dapet pikiran. Kolonel 'Rogers, commissaris van politie! Namanja ini orang jang berhati moelia mendadak dalem ingetarnja Clotilde. Betoel djoega Clotilde telah toelak lamarannja, tapi ia ada mempoenjai periboedi amat baek. Clotilde aken pergi padanja dan memoehoen pertoeloengannja.

Clotilde maoe pergi padanja, aken tetapi ia lantas inget, bahoea ia tida taoe, dimana itoe kolonel tinggal.

Tambahan lagi itoe waktoe djaoe malem.

Sasaat lamanja Clotilde berajal, kemoedian ia menanja pada itoe djanda:„Apa kaoe ada tintah, penah dan salembar kertas?"