Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/9

Halaman ini tervalidasi

11

Itoe orang bangsawan, jang soeda melawan begitoe banjak perkara dengen gagah brani, telah mendjadi saorang toea jang tida bertenaga lagi lantaran itoe kasedihan.

Bebrapa lamanja dalem itoe kamar ada soenji. Achirnja Clotilde angkat- moekanja dan kaloear dari itoe kamar dengen tida kata apa apa.

Mendenger tindakan anaknja, itoe graaf angkat moekanja dan memandang disakiternja dengen heran.

Clotilde soeda ilang.

Tapi sabentar lagi pintoe kamar diboeka poela dan anaknja masoek lagi.

Di tangannja ia toentoen satoe anak prempoean jang oemoernja kira kira doea taon. Matanja itoe anak memangdang dengen heran pada roman jang tinggi dari itoe graaf. Kemoedian, sembari oeloerken tangannja, ia bertindak hampirken itoe graaf, sedeng moeloetnja mengotje: „Kake, kake, berlakoe manis pada iboe."

„Maafkenlah akoe, ajah! maafkenlah akoe kerna ini anak."

„Kaoe . . . kaoe poenja anak?" kata itoe graaf dengen soeara goemetar. „Djadi kaoe masi belon tjoekoep datengken kahinaan pada kita orang? Apa ini anak kemoedian moesti sama tjilakanja seperti iboenja sekarang? Liatlah bagimana ajahnja djagaini anak!"

„Ia sama sekali tida taoe tentang ini anak. Sigra saabis kita kawin ia tinggalken akoe saorang diri. Ia lari ka Amerika dan tinggal akoe idoep sengsara. Akoe menoenggoe poelangnja dengen sia sia. Poen tanda tanda dari dia akoe tida ada trima. Bebrapa boelan sasoeda ia brangkat, akoe melahirken ini anak, jang bikin akoe djadi soeka poela idoep... Brapa banjak sengsara akoe soeda pikoel lantaran ini anak. Ajah, trimalah kita orang poela."