Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/98

Halaman ini tervalidasi

100

dokter Jefferson.

Alfred madjoe hampirken saorang jang berbadan ketjil dan koeroes dan gerak-gerakannja tida sabar.

„Dokter Jefferson ?" katanja Alfred sembari mendjoera. „Beroentoeng kane dateng, toean,“ kata Marie. „Akoe poenja prempoean pengawal mendadak djadi gila. Ia kata toean Goud djadi soeaminja dan telah tinggalken ia telantar. Ia bitjara tentang banjak perkara gila. Roepanja otaknja sanget terganggoe.“

„Di mana adanja itoe prempoean?“ itoe dokter menanja.

„Ia tjari soerat soerat, jang sabenarnja tjoema ada dalem ia poenja ingetan jang tida beres,“ djawab Alfred. „Akoe tida bisa kasi ia tinggal di sini barang satoe djam lagi, sebab akoe sanget koeatir. Dan istrikoe, jang masi sanget lemah dan sedih, amat takoet boeat itoe orang gila.“

„Diloear ada menoenggoe akoe poenja kreta, toean Goud dan djoega ada satoe prempoean djoeroe iawal, jang, apabila perloe, bisa tangkep itue orang gila dengen paksa,“ kata dokter Jefferson. „Siapa adanja itoe si prempoean ?“

„Namanja Clotilde Vieuxtemps dan ia mengakoe djadi anaknja graaf Limburgh....“ djawab Marie.

„Ini semoea menoendjoeken otaknja tida beres,“ Alfred potong bitjara istrinja.

„Ia kata, ia telah ditinggalken oleh soeaminja dan mendadak ia bilang, toean Goud djadi soeaminja. Ia kata, nantanja boekan Johan Goud, tapi Alfred Vieux- temps . . . . . .“

Dokter Jefferson kadang kadang gojang kapalanja. „Ia bilang djoega, ia ada poenja satoe, anak dan orang soeda tjoer itoe anak,“" Marie teroesken bitja-