― 7 ―
derhanaan. Tjita-tjita jang dikemukakan adalah kemadjuan rakjat jang merata dan satu masjarakat kekeluargaan jang tertib damai.
Saudara Ketua, semuanja gerakan itu menggambarkan usaha auto-activiteit rakjat disegala lapangan, semuanja ternjata mendjadi persiapan jang baik untuk zaman kemerdekaan jang akan datang. Dalam pada itu karena berlakunja apa jang disebut ”ethische politiek” dari pemerintah Hindia-Belanda bertambahlah djumlah sekolah jang didirikannja, untuk anak-anak kepala rakjat dan para prijaji. Dengan adanja Hollands Inlandsche School, dan landjutannja Mulo dan A.M.S., bertambahlah djumlah para pemuda jang karena didikannja dapat mengerti akibat pendjadjahan negerinja oleh Belanda. Organisasi-organisasi pemuda sebagai Jong-Java, Jong-Sumatranenbond, Jong-Ambon, dan lain-lain lagi sama berdiri sebagai badan latihan semangat kebangsaan dan latihan berorganisasi serta pemeliharaan tjita-tjita kemerdekaan bangsa, meskipun perkataan „kemerdekaan” itu terlarang.
Sjahdan, dengan terpukulnja pemberontakan komunis pada tahun 1926 itu maka timbullah satu idee baru, ialah idee "theoretische funderens" dalam pergerakan nasional, idee jang ditjetuskan dan disiarkan oleh Ir Soekarno. Maka berdirilah Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927 dengan orientasi baru. Orientasi itu