Halaman:Belati Item.pdf/30

Halaman ini telah diuji baca

28

TJILIK ROMAN'S

sigra djuga memburu kedalem, tapi dengen tjepet Lok Tjun barengin menjambut salah satu di antaranja, jang terus ditjekel keatas . . . . dan dibanting sehingga pendjahat itu mendjadi pangsan.

Ho Song sigra menembak pada bangsat jang satunja lagi, tapi tembakan itu luput, serta si bangsat pun lalu gunaken itu kutika jang baek buat bales menembak . . . . tapi seblonnja sendjata api itu meledak, tiba-tiba ia suda kena diringkus oleh Lok Tjun, siapa lantas gunaken iapunja rujung besi, hantem kepalanja pendjalat itu, jang sigra djuga menggletak rubuh . . . .

Ho Song mengelah napas lega: „Bagus . . .” katanja pula pada itu reserse, „kita punja pakerdjahan suda selesei.”

Tida antara lama pula, satu pasukan polisi jang bersendjata dengen dikepalaken oleh Lee Poo Sien muntjul di situ, marika telah berhasil buat bekuk pada sopirnja itu auto sedan jang lagi menunggu di depannja itu Bank. Pada waktu itu djuga terdenger suaranja sendjata api jang meledak, satu di antara orang-orang polisi rubuh dan binasa. Itulah ada tembakannja salah satu bandit jang dikepung, kerna djumblah marika sama sekali ada 11 orang bersama si sopir. Itu sekalian orang-orang polisi jang tadi kena „terkurung” dalem kamar semuanja sigra berlompat keluar aken bantu mengepung pada itu pendjahat-pendjahat jang masih belon tertangkep dan melawan dengen heibat. Aken tetapi kerna pasukan polisi ada bersendjata lengkep, dan djumblahnja lebih banjak, achirnja itu bandit-bandit menjerah.

„Hola . . . Pauw Long!” kata Ho Song kutika meliat iapunja sobat berada di antara itu kawanan politie: „Njata kau punja njali ada besar djuga . . . brani dateng kemari!”