Halaman:Belati Item.pdf/41

Halaman ini telah diuji baca

„BELATI ITEM"

39

Hal ichwal satu sama laen, bukan? Kau liat sendiri dalem ini bebrapa bulan, kau dan aku suda depet memberesken hal-hal jang penting, jang suda membri basil pada kita bukannja sedikit. Betul tida . . . Bwee Hoa jang manis? Ha . . ha . . ha . .” itu bangsat tertawa lagi, „kau sunggu ada sanget tjerdik sekali . . .” Peng Tjie berdiam sebentaran, ambil satu batang sigaret serta sulut itu, hingga asepnja penuh mengulek dalem itu „kamar tikus”.

Sigra djuga Bwee Hoa angkat iapunja kepala dan awasken mukanja itu kepala bandit, kemudian ia lalu berkata: „Peng Tjie . . . sebetulnja aku tida mengarti apa jang kau maksudken dengen kan punja perkatahan itu jang sama djuga seperti hendak permaenkan aku. Aku suda sanget bosen mendenger kau punja pudjian kosoung jang tida berarti. Kenape kau merasa kuatir dan takut? Apatah kau punja resia suda dapet dipetjaken?”

„Apa . . .? Resiaku terbuka?? Ha . . ha . . ha . . . bukannja begitu Bwee Hoa, tida . . ., tida . . . siapatah jang brani petjaken resiaku? Siapatah di antara kita jang brani membuka resia? Oh . . . tida, tida, Bwee Hoa. Kita punja orang Orang scmuanja ada bersetia betul dan boleh dipertjaja . . . Tjuma ada satu hal penting jang aku hendak berdami dengen kau . . . jang menakutken sanget pada hatiku jaituy tentang itu detective durdjana, Ho Song, siapa rupanya ada ambil bagian buat menjilakaken pada kita.

Itu bangsat, selamanja ada mendjadi kita punja bajangan iteu . . .

Sembari bitjara sebentar-bentar Peng Tjie melirik pada pintu kamar, seolah-olah ia metasa kuatir bahua Ho Song aken muntjul dengen mendadak. Tita-tiba itu pendiahat lalu tertawa iblis, dengen tjepet ia ambi iapunja sendjata api jang barusan disimpen dalem medja tulis, scrta genggem itu barang