Halaman:Belati Item.pdf/46

Halaman ini telah diuji baca

44

TJILIK ROMAN'S

ltu badjingan sigra djuga berlompat bangun dari korsinja, ia djalan kepintu buat pasang kuping, kalu-kalu ada orang di luar kamar, kemudian ia lalu dateng deket pada Bwee Hoa, pada siapa ia lalu bisikin bebrapa perkatahan di kupingnja itu prampuan, siapa lalu kerutin alisnja . . . kemudian bersenyum pula. Sesa’at kemudian Bwee Hoa Lalu manggutin kepalanja, salu tanda ia mengarti „rol” apa jang itu bangsat mau suru ia lakuken.

SiapaLah sebetulnja Bwee Hoa itu? Ia itu ada salah sayu anak wajang jang Peng Tjie telah dapetin dari Suchow (Souwtjioe) siapa suda membikin Peng Tjie sanget tergila-gila oleh iapunja paras Jang tjantik, sehingga achirnja Bwee Hoa mendiadi gula-gulanja ini badjingan ulung.

Tida antara lama pula, Bwee Hoa lalu keluar dari itu „kamar tikus“ sedeng Peng Tiie lalu banting dirinja di atas itu dipan ketjil, sembari kasih kerdja otaknja . . . .

Djam 12 malem, pertundjukan wajang bubaran, itu orang tua jang menonton di klas kambing suda lama mengilang.

VI

Pada suatu malem kutika Ho Song baru pulang abis mengundjungin Pauw Long, pada waktu ia hendak masuk kedalem rumahnja, tiba-tiba dari podjokan jang gelap, telah muntjul seorang jang tida dikenal. Orang itu lalu mengaudang di hadepannya Ho Song, serta berkata:

Ma’af, tuan . . . aku ada membawa satu kabar penting dari kantoor polisi, serta ada seputjuk surat dari Inspecteur Gouw buat tuan . . .” Setelah berkata begitu itu erang lalu keiuarken satu lembar kertas dari dalem badjunja, serta Tlo Song jang bertjuriga, lalu sambutin surat itu, agaknja hendak