Halaman:Belati Item.pdf/60

Halaman ini telah diuji baca

56

TJILIK ROMAN'S

lagi, Aku musti bikin pengusutan dalem sarangnja itu kawanan terkutuk jang sebut namanja sebagi „Lawah-Lawah Merah”, „Kedok Ungu“ atawapun Kedok Setan . . . biarpun dengen tjara apa djuga.“ Ho Song undjuk peras jang sungguh², hingga Pauw Long jang tau adatnja ini detective, tida mau kata suatu apa lagi. Adatnja Ho Song ada keras, dijikalu ia suda ambil putusan, ia tida aken perduliken apa jang aken mendjadi akibatnja . . . .

„Apakah kau bersedia buat bantu kepadaku, Pauw Long? Djikalu aku perlu dengen kau punja tenaga bantuan?" berkata lagi Ho Song sambil bersenjum.

„Aku bersedia buat membantu kepadamu dengen segenep djiwaku, Ho Song. Kapan waktu kau perlu dengen aku punja tenaga bantuan, aku harep kau tida aken bersangsi lagi buat britau kepadaku.“ sautnja Pauw Long.

Sesudanja bitjara sekutika lamanja, itu wartawan lalu berpamitan pada sobatnja, serta Ho Song anter padanja sampe di muka pintu.

Sebrangkatnja Pauw Long, maka Ho Song lalu panggil pada Lok Tjoen dan berkata:

„Lok Tjoen . . . aku rasa kombali kita musti melakuken satu penjelidikan jang berbahaja pada ini malem . . . Aku harep kau suka bantu padaku dengen segenep tenagamu . . . Atas prentahnja Kim Siu kita berdua lagi sedeng melakuken satu campagne buat membasmi pendjahat . . . ini ada buat kebaekannja penduduk negri, dan djuga buat mendjaga namanja kepolisian dalem ini kota . . . Maka itu, kira-kira djam 10 malem, kau harus turut padaku . . . kemana perginja, ini pun aku sendiri masih belon bisa pastiken, tetapi aku harep kau suka membantu dengen segenep tenagamu . . .

Lok Tjoen lalu berkata: „Tuan Ho Song, aku merasa senang buat bekerdja di bawah prentahmu