Halaman:Beng Lee Koen V. 14.pdf/111

Halaman ini tervalidasi

— 1151 —

Begitoe djoega Ong Siauw Hoe koetika meliat itoe kapala examen ada berlakoe begitoe roepa padanja, dalem hati djadi merasa amat bersoekoer dan menamba boekan sedikit bagi itoe kenapsoean hendak perolehken nama kebesaran. Begitoelah ia lantas mengambil gendewa dan dengen ati-ati melepasken anak pananja menoedjoe pada itoe boenderan mera.

Iapoenja ketiga anak pana beroentoen-roentoen telah menantjep djitoe pada itoe boenderan, sedeng kemoedian dengen membalikin badan ia lepasken lagi tiga pana, jang djoega semoea mengenaken djitoe pada tempat jang ditoedjoe, hingga inilah membikin antero orang jang berada di itoe lapangan, sampe jang berdiri dan menjaksiken dari roeangan Jan Boe Thia pada dengerken soeara sorakan jang boekan maen gemoeroehnja. Tepokan tangan dari sana-sini kedengeran seperti mertjon rentetan jang sampe lama djoega baroe sirep.

„Ilmoe memana begini roepa,” berseroe orang banjak dengen soeara berbareng, „soenggoe djarang bisa diketemoeken!”

Siang dan Joe doea mantri djoega dengen sorot moeka bersri-sri telah berkata:

„Ada mempoenjai kebisaän begini roepa,