Halaman:Beng Lee Koen V. 14.pdf/53

Halaman ini tervalidasi

— 1093 —

serta menilik segala perkerdjaän, hingga soeker sekali boeat akoe boleh meninggalken roema. Sebaliknja Hian Te, jang memang ada poenja kepentingan besar, tida-boleh-tida moesti lekas brangkat ka kota radja.“

„Tetapi,“ berkata Siauw Hoa dengen roepa goerem, samentara soearanja poen tiada tetep, „kaloe Siauw Te tiada beroleh Toako poenja bantoean serta toendjangan, nistjajalah tiada bisa diharep dapet menjampeken maksoed hati. Maka itoe, hareplah Toako soeka pergi bersama-sama.“

„Hatikoe soeda tertoetoep boeat segala kemoeliaän, pikirankoe soeda tetep boeat tida sampeken kota radja,“ berkata lagi Him Hauw dengen soenggoe-soenggoe.

Tji Geng Siang jang sedari tadi dengerin sadja orang poenja pertjakepan, tiba-tiba telah menjelak sembari memboedjoek katanja:

„Sedari Siauw Lie terhinggap penjakit, saben-saben dia telah membitjaraken tentang Hian Saij ampoenja roman jang membawa tampang kemoeliaän, di hari kemoedian tentoe bisa djadi orang jang terindah. Dia seselin redjekinja sendiri jang tipis, maka tida bisa merasaken itoe kehormatan. Selagi hendak menoetoep mata, dia pesen poma-poma aken peringetin kaoe maoe bergiat serta ber-