Halaman:Beng Lee Koen V. 14.pdf/79

Halaman ini tervalidasi

— 1119 —

terpasang borgolan, hingga roepanja ampir mirip seperti itoe setan djahat dalem achirat. Maka Siauw Hoa jang memang terkenal ada saorang berhati moerah dan boediman, meliat ini keadaän serta mengenang aken itoe semoea kedjadian doeloe-doeloenja, tiada merasa dalem hatinja sigra terbit seroepa pengrasaän sedih dan terharoe. Kemoedian ia membilang pada Ke Pek:

„Kesian amat Lauw Tjiok Tjoe! Perboeatan jang keterlaloean dari hari- hari jang liwat, siapa njana sekarang toch bisa hadepin ini kesengsaraän, maka itoe, manoesia idoep di doenia djanganlah berlakoe keliwatan.“

Adapoen Lauw Ke Pek sedari terpendjara sampe sekarang ini, selaen dari moesti trima itoe siksaän jang tiada enak, djoega ia belon perna bisa meliat langit dan matahari. Ini hari, koetika baroe sadja dapet pandeng terangnja hari, sigra ia dapetken antara tiga orang jang berdoedoek di atas itoe, sala satoenja ada Hong Hoe Siauw Hoa dan kerna mengharep boleh dapetken pertoeloengan, maka dengen meloepaken maloe, ia sigra madjoe ka depan, sembari memanggil katanja:

„Hong Hoe Hian Heng, ketahoeilah, bahoea itoe hari jang Siauw Tjhoen Teng ter-