Halaman:Bidadari Binal.pdf/10

Halaman ini tervalidasi

4

TJILIK ROMAN'S

Dengan sedikit arak ada terlahir pantun² indah. Dengan banjak arak; akan mendegung banjak pantun² djenaka, kadang²...... hilang djiwa filsafatnja.

Kim-seng memanggil datang berapa kenangan..... dalam mimpinja......

Ia tertawa sendirinja...... dalam pulasnja, dikala ia melihat kawan Ho Siansing itu pentil Guitar, dengan tjelana pendek dan kaus kutang, menjanji dengan merdeka... Tidak perduli orang mau mendengar atau tidak... Ho Eng-djie menjanji untuk dirinja sendiri, untuk dunia jang mempunjai telingah, Djika manusia kupingnja pekak, tidak berlobang mendengar pantun, tidak usa ia memasang mikrofoonnja... Ia tidak memaksa... Batu Giok tidak guna dilemparkan kepada... babi......

Ingat kepada semua itu, membawa mimpinja ke Djalan Diponegoro, Kim-seng tertawa dengan tidak tentu.

Suara pantun membisiki telingahnja.......

Sipala pala nadjina,
Natamparang lantang lalo,
Kuna sombalang,
Konteng makkale-kalea.

Djika hendak aku beladjar,
Akan kupelajari segarah jang dalam
Diatas laut membuka lajar.
Dengan bidukku jang sendirian.

„Ja, hendak kupelajari laut merdeka” kata Kim-seng dalam ngigonja „dengan perahu tidak berkawan, dengan sendirian membawa kenangan, bukankah ini tudjuan kehidupan?”

Djawaban datang dari... Klaxon auto...... diluar Hotel.