Halaman:Bidadari Binal.pdf/102

Halaman ini tervalidasi

96

TJILIK ROMAN'S

gu, ada keterangan apa lagi jang bisa diberikan?” Menanjak Aida......

Jeanne madju berapa tindak mendekati Ntjinja....

„Aida dengan maksud apa kau datang kemari? Apa dengan maksudmu jang semulah” menanjak Jeanne dengan menantang......

„Ada urusan apa itu dengan kau? Atau apa sudah gagal maksudmu dengan srobotanmu......?” membentak Aida......

„Djika kau hendak pandjangkan tjeritamu, saja kwatir kau akan menjesal......” kata Jeanne.....

„Djika ada sesalan adalah diriku sendiri jang menanggung sesalan itu, tidak ada sangkut menjangkut dengan kau...... Dan, aku bilang terus terang Jeanne, aku hendak mentjari hidup, dan satu-satunja orang jang bisa berikan aku „hidup” adalah dia...... Aku datang untuk dia, tidak perduli apa terdjadi......?”

Jeanne tidak hendak kepalang beraksi.......

„Ntji, djangan marah, djika keinsjafan tidak datang di Surabaja, saja harap keinsjfan mesti datang di Makassar...... Ntji tidak berhak punjakan dia, karena kau sudah bersuami, sudah mempunjai dua orang anak dan satu rumah tangga, jang tidak dapat dirusakan dengan begitu sadjah. Laginja, harap kau ketahui, kita sudah bersatu...... merdeka sama merdeka......”.

Aida datang dan berikan satu tamperan kepada Jeanne jang tidak melawan......

„Njata kau berani menentang aku, dan terlalu berani kau berlaku kurang adjar...... Kau tidak berhak punjakan dia, karena dia kepunjaanku...... Ngko Kim-seng” katanja Aida sambil memandang kepadanja...... „Bilanglah, kepada ini nona jang belum insjaf, bahua kau kepunjaanku, dan aku kepunjaanmu.....”