Halaman:Bidadari Binal.pdf/103

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

97

Kim-seng, sekali ini dalam selama hidupnja, ia bergumetar berhadapan dengan perempuan demam kehidupan!

„Aku telah insjaf Aida, dan aku harap kau insjaf. Aku tidak hendak menumpuk dosa dengan kau, dan aku harap kau tidak menumpuk dosa karena aku......Aku tjintakan Jeanne, karena dia merdeka......”.

Aida berdiri seperti patung.....

Ia terpukul begitu rupa, hingga ia mendadak djadi bisu......”.

Aida pandang Jeanne jang memandang dia dengananeh! Aida pandang Kim-seng jang pandang ia kembali dengan sinaran mata jang djato......

Kamudian...... ia angkat taschnja,dan keluar kembali......

Kim-seng lalu lari ke pintu dan menahan......

Jeanne menubruk dan memelok Aida......

„Kau hendak kemana, Aida......?” Menanjak Kim-seng dengan hati jang berarakan......

„Aku hendak lari. Aku hendak bersendiri dengan diriku...... Lepaskan aku......” katanja Aida dengan suara hantjur tetapi ia tidak menjerah.

„Tidak Aida, tidak Ntji...... Kita akan sama-sama pulang......” kata Jeanne dengan menangis....

„Sama-sama pulang? Betapa mustahil nona. Aku petjundang dan kau jang menang...... Aku jang pulang atau kau pulang, tidak bisa kita sama-sama pulang......” kata Aida dengan tetap......

„Tetapi...... biarlah kita atur malam ini, bagaimana kau kembali......” kata Kinm-seng.

„Terima kasih......” kata Aida „Aku kwatir, sebagai seorang perempuan jang sudah bersuami, mempunjai anak, dapat aku menguruskan diriku sendiri......”.

Aida berlalu dengan tindakan gaga.

*