Halaman:Bidadari Binal.pdf/109

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

103

Kim-seng djawab dengan sunji „Ja”.

Lalu keduanja lama terdiam.

„Saja mesti berkata menurut suara hati, hatiku luka dan pedih”. Kata Kim-seng kamudian.

„Ja, saja girang Ngko berterus terang...” kata Jeanne dengan sedih.

Tetapi luka itu mungkin sembuh, karena keinsjafan jang sungguh. Aku hampir memesumi suatu penghidupan sutji, memesumi satu keluarga, mendjungdjung satu djiwa hanja untuk membinasakannja......” Kata Kim-seng dengan paras guram.

„Tuhan akan memberkahi Ngko Kim-seng, ini saja jakin” menghibur Jeanne.

Kim-seng dan Jeanne saling pandang lama, langsung, seakan-akan hendak mendjadjaki djiwa......

Jeanne berkata:

„Ngko perlu dengan seorang kawan. Ngko perlu dengan satu djiwa jang selalu didampingmu, hidupmu terlalu kosong dan limbung. Ngko Kim-seng. Apa ngko perlu dengan saja?” Menanja Jeanne dengan tadjam......

„Kisah kita sudah tamat, keinginanmu sudah tertjapai, kau mau apa lagi? Sudah habis?” kata Kim-seng......

„Apa ngko perlu dengan saja?” Mengulang Jeanne dengan pertanjakannja.......

Kim-seng mendekati dan pegang kedua pundak Jeanne... Jeanne, boleh aku bertanja dengan merdeka dan dapat djawaban sama merdekanja......?” menanjak ia......

Jeanne djawab hanja dengan memanggut.

„Adakah kau tjintakan saja?” Menanjak Kim-seng dengan langsung......