Halaman:Bidadari Binal.pdf/11

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

5

Seperti mendengar suara Sirene; suara alarm diwaktu ada bahaja udara dalam suasana perang, Kim-seng bangun dengan gragapan:.... Lontjat dari korsi-korsinja sambil melihat lontjeng.....

Djam mengutarakan pukul 11 lebih 3 menuut...

„Pesawat akan sampai di Mandai, djika tidak terlambat, kira-kira djam setengah satu” katanja pada dirinja sendiri, seperti hendak mentjari kepastian.:....

Lalu ia lari mentjari tasehnja, dan ketemukan selembar telegram. Dibatjanja lagi sekali melepaskan sangsi.

PESAWAT BERANGKAT DJAM 9.30 DARI
MOROKREMBANGAN STOP PAPAK DI
MANDAI DJAM 12.30 DJIKA SUDI
JEANNE.

„Djika sudi” Kim-seng ulangkan kata-kata ini dengan satu senjuman „dua kata-kata jang tidak perlu ditelegramkan: Sudi atau tidak sudi mesti kupapak 'ngkaau, Jeanne jang nakal”.

Maidai, lapangan terbang di Makassar.

Kim-seng sampai di Mandai pukui 12.20. Ia seorang jang selamanja correct dalam segala hal. Ia selamanja mendahului tidak perna terbelakang. Ia lebih suka menunggu setengah djam dari pada terlambat satu menuut......

Pesawat dari Surabaja sampai djam 12.48, terlambat 18 detik. menurut Kim-seng. Kim-seng melihat dari djurusan Restaurant dengan siapa Jeanne datang?

Sendirian? Ia merasa sangsi, apa Jeanne, begitu berani?