Halaman:Bidadari Binal.pdf/111

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

105

„Terima kasih, tidak.....” djawab Kim-seng dengan sama ringkasnja......

„Rupanja, saja tidak ada tempat lagi disini, dan saja mesti kembali......” Menanjak Jeanne.

„Jeanne, kau datang tidak diundang, kau pulang tidak akan terhalang. Kau tetap merdeka, dan tidak terdjadjah......”

*

Besoknja Jeanne berangkat pulang dengan pesawat terbang. Kim-seng antarkan ia sampai di Mandai. Selama perdjalanan Makassar Mandai, dalam auto keduanja tidak berkata-kata, sunji sepih, seakan-akan sama kehilangan djiwa, kehilangan hati......

Tatkala pesawat dekat berangkat, penumpang untuk Surabaja dan Djakarta dipanggil ke pesawat, Kim-seng memberi tangannja sambil berkata: „Selamat merdeka, bidadari binal”.

„Au revoir, penjair brandal” kata Jeanne jang lalu pelok Kim-seng dan tjium ia dengan hangat sebagai pembajaran hutang......

Pesawat K.L.M. membawa Jeanne terbang, tinggalkan Kim-seng diatas bumi mimpi.

*

Malam itu, Kim-seng tidak tahu bagaimana mesti lewatkan djam-djam jang penuh sensatie selagi Jeanne hidup bersatu kamar dengan dia... Kim-seng rasakan lebih tenang tidur diatas korsi dari pada ditempat tidurnja......

Terbajang berbagai-bagai mimpi jang tidak pernah ada dalam kenjataan.....