Halaman:Bidadari Binal.pdf/13

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

7

nja dalam lamunannja jang merdeka.

Lalu Kim-seng kembali ke taxinja dan suru Sopir antarkan kembali ke Makassar.

Dalam auto, terus Kim-seng melamun... Pikirannja melajang entah ke awan mana? Ia selamanja bimbang dan tahu tidak ada tjita² dapat dilaksanakan menurut plan. Ia tjoba pikirkan satu garis pandjang, tetapi dibentur oleh maunja nasib dan hilang dalam bajang-bajang......

Melepaskan senggang selama perdjalanan Mandai-Makassar (18 K.m.) Kim-seng balik² lembaran dagboeknja (diary), dan dapatkan sebua sjair jang ia tulis untuk kawannja Chairul Anwar jang telah meninggalkan kawan-kawannja dan dunia jang indah......

Tidak terasa ia bertemu dirinja sendiri membatja sjairnja sendiri......

Maka ia membatja lagi sekali :.......

UNTUK KAWANKU CHAIRUL ANWAR

Dikala ngkau masih hidup,
Taktahu bagaimana...... hidup?
Kesana kesini bagai dinista,
Tiada seotang pandang mata.
Oh, Chairul kawan sastra!

Sjair-sadjakmu keleleran,
Sedikit kawan menghargakan,
Tjita-tjitamu dipandang murah,
Bahkan, seperti tidak ada......
Oh, Anwar kawan seperdjoangan.

Seratus sjair ngkau tulis,
Orang batja dengan meringis,
Hidupmu miskin dan melarat,
Tiada insani sudi melihat.
Oh, Chairul kawan sepena.