Halaman:Bidadari Binal.pdf/14

Halaman ini tervalidasi

8

TJILIK ROMAN'S

Hendak mengemis kesian nasib,
Hendak mentjuri taksampai hati,
Mendjual sjair harga terhina,
Tidak tjukup setengah nafka.
Oh, Anwar kawan sedjiwa.

Kawannja pandang dia gila,
Walaupun ilhamnja penuh tjita,
Ja, mau dikata apa?
Demikian tjorak adat manusia.
Oh, Chairul kawan kesian.

Sesudah ngkau menutup mata,
Baru kawan tergesah-gesah,
Seperti mendusin dari mimpi,
Kehilangan seorang kawan sedjati.
Oh, Chairul Anwar, Rest in Peace.

Menulis sendiri, ter-irus sendiri perasahannja, demikian Kim-seng......

Kadang-kadang bagaikan gali lobang untuk masuk sendiri kekubur...........

Ia menulis hal Chairul Anwar, tetapi ia merasa ia sendiri Chairul Anwar......

Malah, sudah senang Chairul Anwar telah mengaso, telah hilang tanggung djawab kewadjiban manusia, sudah lunas, sudah selesai perintah, segala hukum negara kehidupannja...... Tetapi dia (Kim-seng) masih kumpal kampil, masih djadi badut, masih djadi pelaku...... djadi tontonan orang gila dalam dunia gila......

Kim-seng lalu kaget sendirinja dengan pendapatnja sendiri.....-

Tidak, ia belum mau dipandang dalam golongan manusia-gila. la hendak mendjadi manusia sampurna...... la mesti dapat sampurna sebelum pulang kepada tiada..... Djika kehidupan itu