Halaman:Bidadari Binal.pdf/17

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

11

Kim-seng merasa mabok dan mimpi. Ia tjoba mundar mandir diruangan kamar, supaja mendapat pikiran terang......

Nona itu pun bangun dari duduknja, buka badju luarnja karena ia mulai merasa gerah. Kamudian ia teken bel kamar untuk memanggil pelajan... Semua ini diawaskan oleh Kim-seng dengan penuh keheran-heranan. Lakunja nona itu seperti dalam rumahnja sendiri......

Terdengar suara ketokan pintu......

„Ngko Kim-seng" kata nona itu dengan suara merdu. ,,Apa sudi mintakan saja satu botol Orange Crush, saja aos sekali".

Kim-seng dalam bingungnja tetap mendjalankan kewadjiban.,,Oh, tentu...... tentu" katanja sambil membuka pintu dan ia minta dua botol Orange Crush... Ia sendiri pun keaosan, bukan karena panasnja hawa, tetapi... panasnja sang otak.

Waktu djongos berlalu Kim-seng baru mendusin bahua nona itu menjebutkan namanja „Ngko Kim-seng". Ia lalu menghampiri nona itu jg lagi membuka koffernja......

„Maaf lagi sekali nona jang aneh" katanja. Bagaimana nona tahu saja bernama Kim-seng?"

Nona itu pandang Kim-seng seperti djuga mau taksir model dan karakternja......

„Tentu saja tahu" djawabnja dengan aksinja jang bebas. ,,Djika tidak kenal itu nama Ngko Kim-seng, pelukis terkenal dan penjair jang romantisch, bagaimana saja datang di Makassar...?"

Kim-seng sekarang pegang batok kepalanja...

Ia kuatir dapat panas dengan mendadak, dan ia takut ia nanti mesti tetira ke Rumah-sakit Daddi (Rumah sakit Gila) untuk tentramkan senuwennja......