Halaman:Bidadari Binal.pdf/21

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

15

„Mewakilkan? Nona jang baik dan manis, apa sudi kau terangkan, apa kau mengarti artinja kata-kata jang kau utjapkan......?”

„Saja tjukup paham, dari apa jang Ngko sendiri belum dapat memahamkan... Saja sudah berusia 19 tahun, kluaran sekolah menengah tinggi, sudah batja ratusan buku filosofie, romans, detective, film dan sebagainja......”

Kim-seng sekali ini garok-garok kepalanja seperti ia kehilangan kepalanja.

„Kau tahu nona Jeanne jang binal, saja tjintakan Aida?” ia terangkan......

„Kau tahu djuga tentunja, Aida tjintakan saja dengan seluruh djiwanja...?” Dengan terus terang Kim-seng menerangkan......

Jeanne djawab dengan anggukan jang tenang....

„Dan......” Menanjak Kim-seng....

„Satu dosa jang besar, satu dosa jang tidak mempunjai nama, satu dosa jang mesum......”

Memutuskan Jeanne......

Kim-seng pandang Jeanne dengan penuh perhatian.

Kata-kata jang diutjapkan itu, dikeluarkan sebagai suara hakim jang mendjatuhkan hukum. Begitu pasti dan begitu tadjam, seakan-akan tidak ada pleidooi dapat meringankan dosa persakitan. Tekenan perkataan penghabisan bagaikan martil jang telah djatokan ketokan sebagai putusan jang tidak dapat dirobahnja lagi......

„Tetapi nona Jeanne, manusia dihidupkan diatas dunia, harus memikul dan menderita segala dosa. Dan tjinta jang sutji, saling menjinta dengan sama kemauan untuk merasakan dan tjitjipi madunja kehidupan, itu bukan dosa jg mesum...”

Jeanne bersenjum...

„Pleidooi Ngko Kim-seng tidak tepat. Djika ma-