Halaman:Bidadari Binal.pdf/29

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

23

Ngko Liong-hien di Malang dan Ngko Tek-Kwie di Djakarta Raja, tentunja sipitkan mata dan „Neutraal” dalam urusan the great lover „Kim-seng” . Kawan pelukis ini kurang kenal padanja...... Onbekend.

Anak Agung Choon-Khui djangan diadjak berun- ding lagi, beliau sudah gojang-gojang kaki di......Hollywoodnja sendiri...... di Bali. Pensilnja sudah disimpan di lemari besi. Djika ditanjak tentang Monsieur Kim-seng tentunja ia djawab dengan cable-talk „Sudah lama kuhilang pandang dari dia”.....

Sebagai penjair, kita tidak tahu masukan Kim-seng dalam klas apa?

Dalam klas sastra...... sjairnja berbauh terlalu „Amour-amouran......”

Mpek, Ntjik, Ntjik, Wak, djangan disuru batja, rambutnja, bisa berdiri...... Journalist rambut putih jang bathinnja sudah „Sutji-prawira” banjak anak tjutju djuga djangan disuru menimbang sjairnja si „Don-Juan” bisa klabakan tjari katja-matanja......jang hilang.

Sjair jang ditulis oleh Kim-seng, meskipun umurnja sudah di-puhun kelapa, tetapi...... romantischnja...... masih bisa berpatju-patjuan dengan penjair² muda jang umurnja baru belasan tahun......

Djika ditanjak oleh Ngko Kang-seng, mengapa ia masih menulis sjair-sjair jang romantisch dan terlalu tjubat-tjubit, bukan menulis sjair jang dalam artinja, seperti hal Kebenaran, kebathinan, filosofie, kebedjikan dan sebagainja......

Kim-seng hanja goleng kepala dan djawab. .„Saja menulis dengan djiwa, bukan dengan pena...”

Ngko Kang-seng djadi bingung, dan ia tjoba-tjoba beladjar menulis dengan djiwa, tetapi ia puter-kajoon sampai disegala peloksok Surabaja, djiwa itu...