Halaman:Bidadari Binal.pdf/35

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

29

Selalu bergojang, mengundjukan djiwanja tidak tentram......

Dalam pandangan jang tidak bermaksud, Kim-seng seakan-akan membatja suatu kisah jang tersembunji......

Mata itu tidak berkata langsung padanja, dan tidak maksud mentjari dia, itu hanja satu pandangan biasa...... Tetapi Kim-seng rasanja berani bertaro..... potong kepala...... bahua njonja muda itu ada menjimpan satu gunung api didalam dadanja, laba jang berontak dan hendak tumpah...... tetapi tidah dapat terlepas.

Njonja itu tetap tenang dan hendak sembunjikan gontjangan djiwanja......

Tatkala sitjantik menarik diri dari „pertemuan saling pandang” itu dilakukan begitu rupa, seperti habis memandang habis kisah......

Sebetulnja, djika pandangan mata sudah menembus dari satu ke lain sebelah, tidak dapat habis...... tidak dengan ada......„apa-apa”.

Kim-seng tidak terasa dalam makannja, ia keluarkan buku gambar jang selalu dibawahnja, dan dengan satu tjoretan jang tjepat, ia telah dapat tjuri satu lukisan provile jang tegas dan njata......

Kim-seng seperti hendak berkata-kata dengan gambarnja itu......

„Djika dapat aku disempatkan memandang sinaran matanja lima menit sadjah” ia berkata seorang diri....

Kim-seng ingin mentjari tahu siapa dia, dikamar mana ia tinggal......?

Adakah ia sendirian......?

Dikala ia melepaskan perhatian, memandang gambar jang baru dilukis jang meminta lebih banjak perhatian, ia kaget tatkala ia menengok, njonja muda itu sudah hilang......

Kim-seng mulai risi dan gatel.