Halaman:Bidadari Binal.pdf/36

Halaman ini tervalidasi

30

TJILIK ROMAN'S

Hilang tenang dan seperti bimbang.

Ia mesti tahu, siapa dia dan betapa dia?

Ha-hai...... mengapa mesti? Dengan tjiptakan satu perkataan. „Mesti” mengundjuk pasti, Kim-seng mulai keluar kembali „kepala batunja”, satu penjakit lama jang selalu datang kembali dan datang kembali.

Sehabis bersantab, Kiem-seng lalu pergi ka ruangan meroko, duduk disana dengan lepaskan pandangannja ke seluruh podjok, tetapi jang ditjari tidak terdapat......

Ia lalu berputar disemua kamar dalam hotel itu, dan tidak tertjapai maksudnja, njonja jang tjantik itu...... tidak ada.

„Penggoda dalam selajang pandang” katanja Kim-seng dalam hati sambil djalan kembali kekamarnja....

Tiba-tiba matanja dapat memandang...... njonja muda itu lagi duduk batja surat kabar dikamar sebelahnja.......

Helaas, njata ia bertetangga......

Kim-seng dalam Don-Juannja, bukan seorang jang pandai berkenalan......

Ia rada kaku dalam perkenalan pertama. Malu-malu seperti perawan kolot, dan banjak „seedji” (sungkan) seperti djedjaka udik (desa).

Ia mentjari tidak untuk diserbu dengan „spontaan”!

Rupanja ia sudah puas asal „si burung murai” sudah diketemukan sarangnja......

*

Mulai hari itu seperti ada perkenalan bathin antara dua tetangga kamar itu......

Djika kebetulan sama-sama duduk diluar, atau sama² tjari kesempetan jang sama dalam waktu jang