Halaman:Bidadari Binal.pdf/37

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

31

sama, mereka saling menengok, tetapi seperti sudah tjukup berkata-kata dengan selirikan mata dan selajang pandangan......

Njonja itu tidak bersendirian, dari satu hari kemlain hari, Kim-seng mengarti ia sudah mempunjai dua anak jang mungil......

Djika sudah mempunjai anak, tentu ia sudah mempunjai suami......?

„Satu suami jang beruntung” kata Kim-seng dalam hati. „Tetapi apa sebetulnja mereka hidup beruntung?”

Kim-seng bertanja djawab sendirinja, menurut pendapatnja, menurut pertimbangannja, dan ia boleh merasa puas dengan pikirannja sendiri.....

Djika ia bersuami, siapa suaminja dan mana suaminja?

Kim-seng sudah menunggu delapan hari, jang disebutkan, „Suami” itu tidak pernah menggambarkan dirinja...... Bagaimana tjoraknja, bagaimana modelnja, bagaimana tjantik dan tegapnja......?

Achirnja Kim-seng djadi tjemas....

Dizaman pantjaroba ini segala kedjadian mungkin terdjadi......

Dalam masa perang segala kemustahilan tidak mustahil......

Apa bisa djadi suaminja mendjadi korban dalam.... akibat peperangan...... ia telah menghabiskan kewadjibannja sebagai manusia......

„Kesian...... sungguh kesian” kata Kim-seng.

„Djika sekedjam itu masih telah menimpa kepada dirinja”.

Dengan kata-kata ini njata sekali ada rasa sympathi tumpah dari hati Kim-seng terhadap tetangga jang tidak dikenalnja itu......

Tanda sympathi, mengundjukan rasa.... sajang....

Dan, mereka belum berkenalan......