Halaman:Bidadari Binal.pdf/39

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

33

sendiri tidak mengarti bagaimana mesti mendjawab......

Rupanja rasa sangsi dan aneh dari njonja muda itu dapat ditangkap oleh Kang-hoo jang selalu paham tentang segala gerak-gerik orang. Maka dengan satu senjuman bingung, ia lalu memanggut-manggut berapa kali.

„Maafkan njonja jang baik” katanja. Barusan, karena hilang control saja telah berondong njonja dengan kata² jang tidak mestinja saja keluarkan......Maksud saja, tidak mestinja saja hadapkan kepada njonja......”

Njonja muda itu bersenjum ja mestinja tidah semestinja djawabnja. „Dan apa saja bisa berbuat apa-apa......?”

„Oh, ja, banjak terima kasih sebelumnja......” kata Kang-hoo dengan girang. „Apa njonja sudi sampaikan amanat saja, bahua djuga sebentar malam ia datang, saja minta ia tunggu kedatangan saja, dan tidak keluar lagi. Saja Kang-hoo”.

„Baiklah......” kata njonja itu. „Saja nanti sampaikan.....”

Kang-hoo mengarti bahua pembitjaraan sudah selesai, maka dengan memanggut ia lalu hendak berlalu...... tetapi ia kembali menengok dan menanja......

„Apa sungguh njonja akan menjampaikan amanat saja ini?” katanja.

„Tentu sungguh” djawabnja dengan satu senjuman saderhana......

„Apa njonja berani......?”

„Ada alasan apa saja tidak berani menjampaikan......?” katanja dengan memandang tadjam......

„Oh, ja......lagi sekali terima kasih, terima kasih banjak sekali......”.

„Trima kasih djangan terlalu diobral, Ngko Kang Hoo” kata njonja muda itu.