Halaman:Bidadari Binal.pdf/41

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

35

Kim-seng diserbuh tjara demikian, bingung dan membisu...... Tetapi lalu tjepat ia dapat mengewasai dirinja kembali.......

Dengan satu manggutan ia mendjawab.„Terima kasih nona......” berkata Kim-seng......

„Saja bukan nona lagi, mungkin Ngko mengerti....” katanja......

Kim-seng kedjeblos......

Sambil mesem ia membetulkan kesalahannja. „Oh, ja, minta maaf banjak-banjak......”.

„Untuk kesalahan ketjil tidak perlu dengan maaf banjak. Terlalu banjak” katanja......

Ketemu batunja......

Djika orang main schaak..... ketemu tandingan..... Ada harapan hebat dan seruh......

„Kurang adjar...... kurang adjar......”. Treak satu suara, jang bukan lain jalah Kang-hoo sambil menghampiri dengan tindakan garang.......

Sebetulnja njonja muda itu hendak menarik diri, tetapi karena kebetulan datangnja tetamu, ia tidak boleh meninggalkan dulu.

Sambil bersenjum ia berkata pada njonja itu. „Saja tahu njonja tentunja lagi bekuhkan Ngko Kim-seng supaja tidak ngalajap lagi...... Hm, tukang ngelajap” katanja sambil ngelirik pada sang kawan...... „Oh, ja, mari kuperkenalkan...... Ardjuna kolot The Kim-seng, Pelukis idioot dan penjair-edan” lalu menengok pada njonja muda itu.

„Nona...... Eh, njonja......”

Njonja itu bersenjum „Jeanne Tan......”.

„Oh, ja...... Jeanne Tan...... Bidadari dari Kediri” kamudian ia berbisik djenaka...... „Maaf zus, saja sudah lihat didaftar-daftar kamar” lalu ia perkenalkan dirinja sendiri. „Hamba, The Kang-hoo, Wartawan-liar...... Kami berdua, bersaudara, sama