Halaman:Bidadari Binal.pdf/47

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

41

Berkata djauh² diantara djarak 2-3 meter, tjukup membuai djiwa masing-masing......

Sunjinja Kim-seng seperti hilang, lesuhnja Jeanne seperti terbang ke-awan...

„Ngko Kim-seng tentunja mempunjai satu rumah tangga jang beruntung, manis dan bermadu?” menanjak Jeanne.......

„Ja......” kata Kim-seng sesudah kaget sekedjab.

„Dalam impian”.

„Apa jang ngko maksudkan......?”

„Maafkan saja njonja......”.

„Jeanne, kalau suka......” memotong Jeanne dengan bebas.

„Oh, ja, maafkan saia Jeanne djika mesti saja berkata terus terang. Mestinja dengan kesempetan jang saja dapat, saja hidup dalam madunja kehidupan...... Tetapi njata dewi kebruntungan kurang kekal membahagiai saja...... Kebruntungan saja hanja dalam impian, tiap-tiap saja bangun dari mimpi, saja ketemukan lembah kehidupan jang sangat pahit...... Saja ingin mentjari ketenangan hidup, supaja tidak banjak menumpuk dosa, tetapi tidak dapat saja disempatkan......”

„Dosa......?” menanjak Jeanne dengan aneh, karena perkataan agaknja lari ke kalimat lain.

„Ja, Jeanne jang baik, tiap² djiwa merdeka tentu mentjari goda dan menggoda...... Tiap² goda tentu mendapat nista dosa...... Tumpukan dosa tentunja akan membawa manusia kedjurang noraka...... Oh, Allah, saja tida hendak memasuki pendjara dosa, djika dapat saja membebaskan djiwa......” Katanja Kim-seng.

„Ngko ingin djadi pendita rupanja....?” Menanjak Jeanne sambil memantjing pandang.