Halaman:Bidadari Binal.pdf/49

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

43

naran kedua matanja Jeanne jang ada mempunjai banjak „kisah” dalam gontjangannja......

Hanja 37 menuut, Kim-seng menghabiskan lukisan, „mata jang berkata” dari Jeanne.......

Jeanne agak bersiap-siap guna menjukupkan kewadjiban jang diharapkan oleh kawannja jang baru, jang ia tidak guna mungkir² lagi telah merampok banjak sekali perhatiannja.....

Sebelum ia merasa duduk benar, dengan satu kejakinan ia akan-duduk bebrapa djam sebagai model, adalah dalam waktu jang tidak terduga, Kim-seng telah menghaturkan banjak terima kasihnja......

„Sudah siap? Demikian tjepatnja?” kata Jeanne dengan kagum......

„Saja melukiskan djiwa, bukan raganja...... Saja akan mengorek isi-rochani, bukan hanja menggambar djasmani jang mudah dipandang......”.

„Lukisan ini sudah siap tetapi belum siap......” Menerangkan Kim-seng lebih djauh tatkala Jeanne terdiam dan hanja madjukan pertanjakan dengan pandangan mata. „Tetapi, djika misalnja saja mesti lari dari kau, dan saja akan pergi djauh...... djiwa dari sepasang mata itu sudah dapat saja tjuri...... Saja akan dapat menjelami seluruh djiwamu, karena selagi-lagi saja katakan, gerak-gerik mata berkata lebih merdeka dan terus terang dari kata² lida...... Mulut dapat berdjusta, tetapi mata tidak pernah..... Gontjangan hati menembus langsung kepada mata..... Apa kau paham Jeanne?”

Jeanne hanja djawab dengan menganggukan kepalanja....

Siang itu diwaktu Kim-seng berada dalam kamar, terdengar suara triakan anak-anak „Pappie...... pappie......”.

Kim-seng seperti disuru keluar atas perentah hatinja, dan dapatkan seorang jang banjak lebih muda