Halaman:Bidadari Binal.pdf/54

Halaman ini tervalidasi

48

TJILIK ROMAN'S

„Saja tahu pendirianmu. Djika kau kenal-suaminja, kau tidak dapat serbuh isterinja. Ja, ja, kau hendak pura-pura tidak tahu siapa suaminja dan betapa suaminja...... Atau mungkin kau dipengaru oleh perasaan minderwaardigheidskomplex..... Takut kalah dalam pandang, takut ketjewa dalam pertandingan...... Ja atau ja? Djangan mungkir dan djangan pura-pura! Saja banjak lebih muda dari kau, tetapi saja pandai melihat djauh......”

Kim-seng goleng kepala......

Ia sama sekali tidak dapat kesempetan berkata, semua waktu diborong oleh Kang-hoo..... sendiri..... Terus ia sadjah jang berdalang, Kim-seng hanja djadi penonton......

Tidak ada satu apa jang ia dapat dari Kang-hoo, tetapi sungguh begitu, kata² jang bersilat sering bongkar rahsia......

Ia paham, ia banjak ditelandjangi oleh kawannja itu......

Ja sendiri tidak berani mengupas dirinja sendiri sampai begitu.......

*

Hari-keempat kembali suasana berobah......

Dikala pelajan membawa kopie pagi, sengadja ia mau nekat, seperti jang diandjurkan oleh kawannja, ia duduk diluar kamar......

Ia melirik Jeanne pun duduk dimuka kamarnja....

„Selamat pagi, Ngko penjair......” kata Jeanne, dan perkataan ini tidak sekali ia duga sesudah tiga hari sunji. Dalam telinga Kim-seng suara itu seperti bisikan bidadari jang tidak tahu dari mana sjorganja.

Dengan gelagapan ia mendjawab......

„Oh, selamat pagi dan selamat minum kopie......” djawabnja......