Halaman:Bidadari Binal.pdf/55

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

49

Jeanne bersenjum......

„Selama tiga hari Ngko nampak sunji dan hilang-hilang? Rupanja banjak ritju......” menanjak Jeanne......

Kim-seng sekarang baru paham, apa arti keduaniaan......?

Selama tiga hari, ia rasakan sunji dari fihak sang tetangga, sekarang tetangganja jang manis itu tuduh ia selama tiga hari itu sunji-sepih dan hilang-hilang. Bagaimana ia mesti djawab, ia sendiri tidak tahu......

Seolah-olah ia telah djadi bisu dengan mendadak....

„Banjak keluar atau banjak menggambar?” Menerdjang pula Jeanne dengan kata-katanja sedangkan serbuannja jang pertama belum dapat ditangkisnja. „Banjak menulis sjair, karena mungkin ada inspiratie dalam sunji jang mahir......?”

Sunji jang mahir?” mengulangkan Kim-seng dalam kamar hatinja sendiri, „perkataan apa itu? Sunji jang sumbang! Sunji jang bersuara palsu?

Kim-seng garuk-garuk kepalanja, walaupun dikepala itu tidak ada kutu, dan sebetulnja tidak ada rasa gatel......

Kim-seng ada mempunjai dua adat aneh, jang bertentangan satu dengan lain......

Banjak kali ia sangsi, tetapi datang satu waktu...kepala batu jang betul-betul...... kepala batu. Banjak ia menerimah dan mengalah, dikala ia mesti menjerah atau „apa boleh buat”. Tetapi djika datang ia lagi budeng, segala pilar langit ia tubruk....

Rupanja ia buntu djalan dalam sangsi dan mengalahnja......

Ia masuk kedalam kamar, keluar kembali dengan membawa satu gambar jang ia belun habis melukis dan sepotong kertas......

Ia menghampiri Jeanne, dengan maksud, ia hendak menjerbuh...... berkenalan dengan suaminja,