Halaman:Bidadari Binal.pdf/59

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

53

Beruntung dan tjelaka,
Terbajang njata dimata,
Dalam gelisah derita,
Selagi dikau belaga djenaka,
Mata takdapat berdjusta,
Dimata timbul kisah merdeka.

Kemauan pantjaindra,
Adalah hukum djiwa......

„Sjair” berkawan „gambar” membongar „rahsia”!

Sambil pandang Kim-seng, tukang dobrak rahsia dibelakang dada, Jeanne berkata:

„Njata kehidupan itu punuh dengan segala kisah” katanja „dibelakang kehidupan, dibelakang pandangan mata, dibelakang timbangan raga...... ada banjak apa-apa penuh dengan badean dan rahsia......”.

Kim-seng hanja memandang, membiarkan Jeanne melandjutkan kata-katanja......

„Saja menika dalam usia muda, melawan susunan tjita-tjita. jang pernah saja rantjangkan diwaktu lulus dari sekolah rendah” katanja lebih djauh......„Tatkala saja menghabiskan sekolah menengah, saja bertjita-tjita hendak mendjadi djuru-rawat...... Saja amat menjukai pekerdjaan itu, karena saja tahu itu satu pekerdjaan sutji. Menghiburkan.orang jang susah, sakit dan menderita...... Menghiburkan lain orang ada satu kegirangan jang agung. Tetapi penggoda datang...... Dia datang mengitik-ngitik perlintasan usia dewasa....... Wanita sudah tjukup katanja, sampai disekolah menengah...... Tidak perlu tinggi² sekolah, karena tidak mesti mendjadi kewadjiban wanita untuk bekerdja mentjari nafkah..... Saja kepaksa menika...... .”

„Karena maunja orang tua, mendjalankan bakti dan hormat keluarga......?” memotong Kim-seng.....

„Ja, itu mesti...... Kita bangsa Timur, lelaki dan