Halaman:Bidadari Binal.pdf/69

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

63

njai pertahanan kuat, menahan serbuan datang dan keluar.....

Kadang² sebagai hiburan mereka saling tertawa, dan sama² tidak mengarti pula mengapa mereka tertawa.......

Mungkin jang satu saling menunggu dari jang lain, tetapi kedua-duanja tetap membisu melepaskan terdjangan pertama......

Tjinta adalah sebagai anak pana, djika belum dilepaskan dari gendewanja, tentu sadjah belum melukai lawan..... dan belum resmi arti penjerangan...

Apa jang kini dirasakan oleh masing² adalah fantasie bikinan hati, belum lihat darah, karena belum ada hati jang dilukai oleh tadjamnja...... panah Amor .....

Tjinta harus didjual dan dibelih......

Didjual dengan hati dan dibelih dengan djiwa......

Tidak ada jual belih, tentu tidak ada pergabungan....

Pada satu pagi, (segala awal selalu datang diwaktu pagi), pagi jang segar......

„Batapa senangnja sebagai Ngko Kim-seng” kata Jeanne. „Hidup terbang kesana sini, dengan merdeka.....”

„Senang........? kata Kim-seng sambil ulangkan perkataan.

„Ja, senangnja sebagai orang jang merdeka......” menegaskan Jeanne......

„Senang.........?” mengulangkan Kim-seng lagi sekali. „Betapa senangku kau katakan, tetapi saja...... selalu berkata betapa senangmu Jeanne, dengan anak, dengan suami, dengan rumah tangga...... dengan segala tenang, dalam pandangan mata”.

„Apa artinja semua itu, seperti kau sendiri tahu....” kata Jeanne .....