Halaman:Bidadari Binal.pdf/70

Halaman ini tervalidasi

64

TJILIK ROMAN'S

„Ja, demikianlah dengan...... senangku, jang kau namakan senang belum tentu senang kurasakan..... Hidupku saja rasakan seperti tidak ada apa-apa...... Kosong, bajang² hampa, tjitra...... Saja terasa kadang-kadang seperti lajang² jang terbang karena angin, kamudian..... limbung karena hawa udara... kosong”.

Kim-seng mengupas nasibnja sendiri, tetapi Jeanne jang mengelah nafas pandjang......

Tidak ada kepuasan dalam ini dunia, manusia didjelmakan kemuka bumi memang djadi pelaku..... Manusia selalu mentjari fantasie, takut mendekati kebeneran...... Dengan tidak melampaui kebeneran, orang tidak dapat bertemu kesampurnaan......

Letak kesampurnaan adalah diudjung kebeneran...

Letak kebeneran adalah dalam kejakinan kehidupan....

Kehidupan harus ditjinta, barulah kehidupan akan mentjinta....

Kehidupan harus didjundjung, barulah kehidupan akan mendjundjung....

Apabila orang permainkan kehidupan, sudah pasti kehidupan akan permainkan manusia......

Ja, betul seperti kata seorang penjinta kebeneran, bahua...... kebeneran akan dapat mengenali kita dan dapat menemui kita, djika kita sungguh² hendak mentjari dia......

Dimana sebetulnja kebeneran harus ditjari?

Dimana-mana......

Terutama dalam diri kita sendiri......

Kebeneran tidak dapat dilihat dengan mata, tidak dapat di-intip oleh hati, tidak dapat ditimbang oleh rasa....

Kebeneran adalah teka-teki jang harus ditjari-tjari.....