Halaman:Bidadari Binal.pdf/72

Halaman ini tervalidasi

66

TJILIK ROMAN'S

Kebeneran tidak dapat kita ketemukan hanja dengan kata², dengan gembar-gembor, tetapi siapa jang betul-betul mengaku...... telah dapat pahamkan kebeneran, sudah tidak ada derita lagi dalam kehidupannja......

Kemelaratan, kesukeran, kesusaan dan kesengsaraan, sebetulnja bukan derita djika tidak dirasakan derita oleh lahir dan djasmani...... Rochani dan bathin, tetep biasa, diantara kaja dan miskin, orang berpangkat atau rakjat murba. Kebeneran hanja berwudjud kebeneran, djika manusia tida lari dari djiwanja sendiri......

Jeanne dan Kim-seng lari dari kebeneran, hilang paham dan hilang perasahan...... Apa jang ditjapainja, dipandang sebagai bukan mestinja...... Jang ditjita-tjitakan selamanja apa jang tidak mungkin......

Jeanne mengundang segala kemustahilan, karena ia tidak mau menerima panggilan kebeneran jang sebenarnja. Manusia hidup dalam seraka, dan pertjaja bahua tjita-tjitanja merupakan puntja kebeneran, djika tjita-tjita itu tertjapai...... Manusia itu egoistisch dan mau menang sendiri. Tiap-tiap manusia hendak dirikan istana tjita-tjitanja, untuk kesenangannja sendiri, tidak perdulikan orang jang lain. Djika semua-semua berpendapat demikian, tentu kepuasaan tidak akan pernah datang...... Djika semua mau menang, siapa jang djadi petjundang.....

Jeanne kandas selagi susunan keinginan pantjaroba rapi dan tertib mempenuhi segala kewadjiban, tetapi Jeanne pandang kewadjiban itu menentangi permintaan djiwanja..... Karena ini Jeanne merasa tidak.....beruntung dan hendak mentjari...... beruntung......

Kim-seng dalam terbelenggu ingin merdeka..... Rasa terhimpit kanan kiri dikala ia hidup sebagai seorang suami jang punja banjak tanggungan. Tiap²