Halaman:Bidadari Binal.pdf/73

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

67

djengkel dan marah, ia betriak kepada dirinja sendiri „Pabilakah dapat aku merdeka......”.

Şudah merdeka ia merasa sangat tjelaka......

Segala sesuatu didalam badannja berkelahi dan perang, masing² hendak tjari kemenangan...... Badan Kim-seng sebagai padang latihan, tempat orang...... beregoistisch......

Dalam melamunnja Kim-seng terkenang dengan sahabatnja jang telah meninggalkan dia, djalan dahulu ke langit bintang. O, dibalik awan bertachta di Baka indah, tempat istirahat apabila kewadjiban fana selesai...... disana merupakan Sjorga tjita, sjorga rochani......

Terhimpit rindu meledjit, Kim-seng mengiri dan tjemburu kepada kawannja jang tidak panggil²² dia diwaktu hendak berangkat...... Memandang kepada mega tidak terlihat tjitra hendaknja melambai-lambaikan djiwanja......

„Ah, sudah beruntung dia ditempat jang djauh, kawanku Chairul Anwar” kata Kim-seng jang mengela napas sendiri......

Kenangkan Chairul, ia lalu membawa pulang segala kenangan jang telah silam......

Di Djocja, dimasa bangkitnja semangat revolutie rakjat Indonesia...... Pemuda jang biasa malas-malas bangun tegak.... Lahir dan bathin penuh semangat....

Disepandjang Malioboro, Kim-seng sering bertemu Chairul Anwar, jang berglandangan diantara kawan² jang banjak......

Basuki Resobowo, pelukis jang terkenal, adalah mendjadi sahabatnja jang karif......

Kim-seng sering pula bersama dengan Chairul Anwar...... Kawan jang sudah tiada itu, selalu lemas dan tidak bersemangat dalam gerak djasmani......