Halaman:Bidadari Binal.pdf/83

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

77

seorang isteri lakukan perhubungan haram dengan orang lain......

„Aku merdeka berbuat apa aku suka, dan diharap kau tidak tjampur halku......” kata Aida dengan marah-marah......

„Aida” kata Jeanne dengan tenang, „gunakan merdeka pada tempatnja.... Kau merdeka berbuat apa jang baik, tetapi sebagai manusia sampurna, kau tidak merdeka berbuat kedjahatan”.

„Kedjahatan? Apa jang kau artikan kedjahatan?” Menanjak Aida dengan bernapsu. „Aku mentjari apa jang aku tidak pernah dapatkan. Sebagai manusia aku mentjari kehidupan jang hidup”. Aku ingin „hidup” dan aku berhak untuk „Hidup”.

Jeanne pandang saudaranja dengan aneh......

Kata-katanja sangat dalam diartikannja......

Sebagai seorang gadis, jang djauh lebih muda usianja, Jeanne tidak banjak tahu sepak terdjang kehidupan...... Tetapi Jeanne hanja tahu satu „soal”. Ntjinja telah terpleset...... Sebagai satu isteri, beruntung atau tidak beruntung, ia tidak boleh tjemarkan namanja, tjemarkan kehormatannja, tjemarkan nama baiknja, dengan lakukan perhubungan jang tidak selajaknja dengan orang lain......

Dengan adanja hal ini, Ntji dan adik djadi berebutan menerima surat......

Tiap-tiap ada surat datang, terutama surat Expresse, mereka berdulu-duluan mengambil dari pos-loper......

„Sebagai satu gadis jang baik, kau tidak boleh membatja suratku......” kata Aida......

„Siapa bilang itu suratmu? Itu suratku? Kepada namaku...... ?” djawab Jeanne......

„Tetapi aku tahu itu bukan untukmu.”

Aida dan Jeanne bersaudara kandung dengan perbedaan umur 14 tahun......