Halaman:Bidadari Binal.pdf/89

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

83

mu...... Kau bukan seorang jang muda, bukan seorang jang tjantik, bukan seorang jang aksi, dan bukan satu...... Ardjuna......”.

„Bagaimana?” mengulangkan Kim-seng. „Belum djuga aku paham”.

„Tjara menjiummu, maaf, setjara Cowboy liar, dan saja tidak mengarti Aida bisa tjintakan kau, djika dia tahu mentaliteitmu......”.

Kim-seng tertawa...... Rupanja aksi-brandalnja hendak diteruskan......

„Njata kau tidak puas, Siotjia jang sopan?” menanjak Kim-seng dengan buka besar² matanja......

„Saja ketjelee......” djawabnja Jeanne dengan ringkas.

„Dan, saja girang djika kau tidak teruskan niatmu jang gandjil. Besok, saja bisa atur kau pulang ke Surabaja, malam ini kita bisa atur lain kamar...... Djangan terlalu berani main api...... Kau seorang gadis Timur, djangan terlalu...... mabur”.

Jeanne pandang Kim-seng dengan tidak berkedip.

„Apa kau bilang?” Menanjak Kim-seng dengan aksi tetap srobotan......

„Tjukup djauh saja datang dari Surabaja ke Makassar, dan saja tidak akan pulang, sebelum kewadjiban saja selesei...... Selamat malam”.

Jeanne lemparkan dirinja ditempat tidur, dan lampu dipadamkan, hingga Kim-seng hampir bertriak.... karena kaget.

Malam jang kelam......

Paginja, dikala Jeanne bangun, ia dapatkan Kim-seng tidur diatas dua korsi dengan meringkuk.

Aku senang mimpi,
Ingin beladjar mimpi,
Karena mimpi molek,
Mimpi itu menarik......