Halaman:Bidadari Binal.pdf/91

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

85

Jeanne tidak perduli apa djawaban, ia buka semua djendela, dan ia hendak pula buka pintu, hingga dengan gelagapan...... Kim-seng kepaksa bangun......

„Oh, Tuhan......” kata Kim-seng seorang diri.

„Apa ini jang dinamakan impian ?”

„Mau ketemu Allah Minggu di gredja” kata Jeanne. „Mau ketemu mimpi, malam nanti, djika matahari sudah sembunji. Kini mari, bangun, lelaki......”.

VI. GELAP.

Ku-ingin mentjari penerangan,
Sesudah lama diselubung kegelapan,
Aku ingin bertemu kebeneran,
Melepaskan diri dari kekalutan.

Gelap, gelap, gelap gelita,
Tak'ada sesuatu kupandang njata,
Diriku sendiri taktahu dimana,
Hilang jakin, hilang rasa,
Disisiku kosong, disisiku hampa,
Hanja terdengar suara tertawa,
Tertawa edjekan dari pantjaindra.

Dalam kegelapan, hilang paham,
Dalam penerangan, hilang ketertiban,
Njata tetap hilang kesampurnaan,
Hidupku didunia fana sebagai insan.

Djika Kim-seng tidak dapat mendjundjung Jeanne, jang telah pertarokan dirinja, sebagai hidangan diatas medja, manusia bisa persalahkan Kim-seng, terutama Kang-hoo, si-wartawan liar......

Apa kurang dengan Jeanne?

Tjantiknja, boleh dikurangkan, jalah kira² sama tjantik dengan Aida.

Djika sama tjantik, tentunja Jeanne lebih tjantik....

Jeanne lebih muda, Jeanne lebih gembira, Jeanne lebih merdeka.