Halaman:Bidadari Binal.pdf/95

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

89

Apa jang tjantik tentu mendjadi makanan mata, dan apa jang eilok tentu djadi sensaman djiwa......

Demikian Jeanne terhadap Kim-seng, tidak perduli apa dia dan siapa dia?

Bagaimana dengan Jeanne......?

Jeanne seperti sudah berputusan pasti, ia hendak pelajari segara jang ganas dalam biduknja jang bersendiri...... Ia tahu pasti, ia bakal ditelan lautan, dikala datang taufan dan badai jang garang......

Ia akan menjerah kepada segala kebuasan Alam, atau menjerah kepada segala kebuasan manusia......

Jeanne heran bahua itu...... tidak datang.

Sebagai satu manusia, Jeanne pandang Kim-seng sebagai satu manusia jang liar...... Sedikitnja kesopanannja tidak tebal, akan ia dapat pertahankan prikamanusiaannja...... Djika Kim-seng ada mempunjai liang-sim tebal, tentunja Kim-seng tidak akan menggoda Aida, atau menerima binalnja Aida......

Dengan timbangan ini, ia tahu bahua ia tidak bakal terlepas dari satu kemesuman.

Njata, datangnja Jeanne ke Makassar, sudah nekat betul, dan sudah „pas” betul......

Tetapi tjorak Kim-seng bukan Kim-seng dalam impiannja...... Bukan Srigala-liar jang lalu hendak menerkam korbannja apabila mendapat kesempetan,dan kesempetan telah diberikan seluas-luasnja......Tidak akan ada kesempetan lain jang satu lelaki pernah dapatkan seperti jang telah didapatkan oleh Kim-seng pada waktu itu......

Jeanne tidak terlalu menantang akan menerima segala akibat jang ia tidak dapat bajangan dengan benar. Jeanne bersedia menerima segala kemungkinan, bukan karena ia seorang gadis tjentil jang hendak mentjari pengalaman dari dewasaannja...... Siapa jang kenal Jeanne, dari masih dibangku sekolah rendah, kamudian di sekolah menengah, Jeanne