Halaman:Bidadari Binal.pdf/99

Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

93

Maka, apa Ngko tidak satu² kali tjoba berhening, mengheningkan tjipta, apa ada perbuatan Ngko jang tidak sesuai dengan keinsjafan......?”

Kim-seng merasa terpukul......

„Terhadapmu jang kau maksudkan?” Menanjak Kim-seng jang hendak madju langsung, tidak usa mengambil djalan belok-belok......

„Tentu bukan terhadap saja” kata Jeanne sambil memandang. „Terhadap Aida, saudara saja......”.

Djika dipandang menurut pandangan mata, keadaan mereka seperti berkata-kata dalam susunan madu. Jeanne tengkurup ditempat tidur, dan Kim-seng duduk didjubin tegel jang litjin...... dalam suasana jang indah......Kim-seng tidak lekas mendjawab perkataan Jeanne itu......

„Aida sudah kawin. Sudah mempunjai dua anak jang sangat ditjinta oleh kedua ibu bapanja......”kata Jeanne dengan pelahan......

„Tetapi hidup Aida tidak beruntung, tidak mendapat berkah dari tjita-hatinja.....” Memotong Kim-seng.

Jeanne dengan tjepat memotong kembali. Baiklah, tetapi saja akan pulangkan kata² sjair Ngko Kim-seng sendiri. Djika Aida tidak merasakan beruntung dan tidak merasa terberkah, itulah oleh karena mereka hilang dan lari dari keinsjafan......Aida hendak minta lebih dari apa jang telah didapatnja. Aida dan suaminja mempersatukan hidupnja menurut kamauannja sendiri...... Sesudah kawin 14 tahun, lalu datang sesalan karena merasa tidak beruntung, apa Ngko bisa menerima alasan jang demikian? Menurut pendapat saja, itu hanja penggoda, dimana manusia tidak bisa bedakan apa jang dinamakan manis dan pahit, suka dan duka...... Mereka tidak hendak mentjari paham, seperti dahulu dikala