Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/117

Halaman ini tervalidasi

109

Selama di Banjarmasin Badiah berhasil membentuk Yayasan Kesejahteraan Ibu dan Anak di lima tempat. Rupanya masyarakat Banjarmasin telah menyadari kegunaan balai pemeriksaan ibu dan anak tersebut. Hal ini tercapai tidak terlepas dari usaha Badiah yang tidak pantang menyerah. Setiap tahun UKIDA yang diketuai oleh Badiah, mengadakan perlombaan bayi sehat. Kegiatan itu dapat ia lakukan berkat bantuan dari berbagai pihak. Bahkan UNICEF memberi sumbangan berbagai macam alat untuk kepentingan kegiatan yang diadakannya, karena UNICEF telah menyaksikan sendiri keberhasilan UKIDA di Kalimantan Selatan yang ia pimpin.

Badiah merupakan seorang wanita yang bertanggung jawab terhadap kegiatan yang ia lakukan. Setiap kegiatan baik yang bersifat sosial maupun politik ia usahakan hingga batas optimal. Badiah memang selalu melakukan kegiatan sosial dan politik secara bersamaan.

Ketika menjabat ketua UKIDA Badiah terpilih pula untuk menjadi anggota pengurus KOWANI. Selain itu ia juga ikut dalam kepengurusan asrama putri untuk karyawati-karyawati berbagai instansi. Rupanya di mana pun Badiah berada, ia selalu mengikuti berbagai aktivitas yang ada. Sehingga baginya tidak ada waktu yang terbuang percuma.

Pada tahun 1957 ketika Badiah Moerjati sudah menetap di Jakarta, kesibukan yang dijalankan sudah tidak banyak lagi. Ia lebih mengkonsentrasikan diri pada kegiatan yang bersifat sosial saja. Antara lain menjadi anggota pengurus koperasi di lingkungan tempat tinggalnya. Kemudian ia menjadi anggota pengurus Pusat Persatuan Kaum Ibu Kebayoran. Didalam Yayasan Bunga Kamboja, Badiah Moerjati Goelarso duduk sebagai komisaris untuk kelompok 110 yang berlangsung hingga tahun 1981. Sementara itu sebagai isteri dokter, dengan sendirinya Badiah menggabungkan diri dalam Ikatan Isteri Dokter Indonesia.

Pada saat ini, Badiah Moerjati Goelarso sedang menjalani masa tua, tidak banyak lagi kegiatan yang dapat ia lakukan. Ia