Fatsal 8.
Apabila penagihan hoetang jang terseboet dalam fatsal 2 dan 3 scedah sekali verjaard, bagai siapapoen djoega, tida' nanti akan dibolehkan boeat minta soempahnja orang jang djadi ahli-waris, atau orang pengoeroes boedal (executeur), ataupoen Administrateurnja, walaupoen marika itoe mengatahoei, bahoewa hoetang itoe soedah atau beloem terbajar oleh si mati; ataúpoen marika tahoe dari penagihan hoetang itoe.
Katerangan :
Dalam Fatsal 2 dan 3 poen soedah diterangkan jang hoetang itoe mesti ditagih, selama si berhoetang dalam hidoep, djangan hoetang itoe Verjaard sedang si berhoetang soedah mati; karena kalau demikian halnja, orang jang kasih hoetang tida' nanti dapat wangnja kombali, djika ahliwaris si mati atau orang pengoeroes boedelnja ataupoen Administrateurnja menggoenakan sepandjang Wet ini. mitsalnja:
A berhoetang pada B, tapi selama A dalam hidoep, beloem pernah B datang menagih atau berkirim soerat penagihan, sehingga, oepamanja, pada hari 20 Januari 1903 hoetang A itoe djatoh Verjaard dan kemoedian dalam boelan Juli tahoen itoe djoega, matilah A; djadi kalau